28 December 2009

Abu Ubaidah : Pertempuran Yang Akan Datang Ada di Tangan Al-Qossam

Gaza-Infopalestina : Brigade Izzudin Al-Qossam, sayap militer gerakan Hamas menegaskan, pertempuran apapun di masa yang akan datang, dengan izin Allah Al-Qossam akan lebih mumpuni lagi. Kami tidak ingin berbicara tentang teori atau perangkat terbaru, akan tetapi biasanya Al-Qossam selalu memberikan kejutan-kejutan di lapangan.

Juru bicara Al-Qossam, Abu Ubaidah dalam pernyataan persnya di situs Al-Qossam, Ahad (27/12) mengatakan, terkait dengan peringatan perang Al-Furqan, brigade Al-Qossam masih mengusung bendera jihad dan perlawanan. Pihaknya masih berada di garda depan dalam melundungi tanah Palestina dan rakyatnya. Maka hari ini dan setelah satu tahun berlalu perang Al-Furqan, insya Allah Al-Qossam akan lebih siap lagi menghadapi semua pertempuran dengan Zionis. Persiapan kami tak pernah berhenti. Karena kami yakin, Zionis bisa saja kembali dan menyerang kapan saja. Oleh karena itu, maka para mujahid kami selalu dalam persiapan prima untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi.  

Perang terakhir ke Gaza yang sangat biadab dan bersifat barbar dari semua sudut pandang telah berupaya mempengaruhi kemampuan militer kami. Namun ternyata Zionis mendapatkan kegagalan. Beberapa saat setelah Zionis mengumumkan penghentian serangan, kami mengumumkan dapat melakukan renovasi secara besar-besaran di saat pertempuran. Dari sini secara umum, serangan Zionis tidak berpengaruh besar terhadap kemampuan militer kami. Zionis telah gagal dari sisi keamanan maupun militernya. Zionis tidak dapat melakukan apapun kecuali penghancuran dan pembunuhan terhadap rakyat sipil, ungkap Abu Ubaidah. (asy)

Gaza Menang Dengan Perjuangan Legendarisnya

Gaza-Infopalestina : Perdana menteri Palestina Ismael Haneya menegaskan, kemenangan suci yang diperolah rakyat Palestina pada perang Al-Furqan merupakan awal dari kemenangan besar mereka.

Rakyat Palestina mengalami kebiadaban dan kejahatan tiada tara dari sisi kemanusiaan dan social, akan tetapi mereka tetap berjuang dan mampu menggerakan dunia internasional agar mengecam kejahatan Entitas Zionis tersebut serta menuntut pembukaan perlintasan. Haneya mengingatkan Zionis apapun yang akan dilancarkan mereka merupakan tindakan bodoh. Gaza akan menjadi kuburan bagi mereka, jika niat tersebut jadi dilaksanakan.

Dalam pidatonya di depan rakyat Palestina, Ahad (27/12) terkait peringatan satu tahun serangan Zionis ke Gaza, Haneya menjelaskan, rakyat Palestina telah mendapatkan kemenangan gilang gemilang dalam perjuangan legendaries mereka, berkat keimanan dan keterpaduan mereka dengan pemerintah Palestina dan faksi perlawanannya . Terutama Brigade Al-Qossam yang telah mampu menghadapi musuh Zionis dan melakukan perlawanan dengan gagah berani. Al-Qossam telah membuat semua setratagi Zionis berantakan. Akhirnya mereka kabur tunggang langgang tanpa syarat dan tanpa satupun target yang tercapai.

Ia menambahkan, Gaza telah menang dan telah membebaskan jutaan bangsa Arab dan kaum muslimin dari penjajahan Zionis. Gaza tidak pernah tunduk ataupun luluh, tetap tegar dalam memegang hak perlawanan serta perlindungan terhadap rakyatnya.  Rakyat Palestina kini sedang menuju pada kemenangan besar untuk membebaskan Al-Aqsha dan seluruh tanah Palestina, disamping mempertahankan hak kembali. Rakyat Palestina tidak akan menerima dan tidak akan berleha-leha hingga mereka dapat membebaskan Al-Aqsha serta seluruh pahlawanya dari penjara Israel.

Terkait transaksi pertukaran tawanan, perdana menteri Palestina ini mengatakan, kami sedang menunggu para juru runding Hamas yang sedang berusaha membebaskan semua tawanan Palestina yang sudah menunggu sejak lama kebebasan mereka. Kita harapkan transaksi ini dapat melahirkan keberhasilan nasional. Haneya membantah bila transaksi pertukaran tawanan dilakukan untuk kepentingan politik semata.

Adapun masalah rekontruksi Gaza, Haneya menegaskan, tak ada larangan bagi siapapun yang hendak memberikan bantuannya bagi rakyat Palestina. Haneya mensinyalir adanya upaya untuk menundukan rakyat Palestina dengan memanfaatkan kesengsaraan mereka melalui bantuan dana rekontruksi.

“Kita mengetahui bahwa pemerintah Palestina telah memberikan bantuan keuangan bagi warga dalam rangka meringankan penderitaan mereka”, ungkap Haneya. Ia menjanjikan, masalah blockade akan segera terselesaikan dengan izin Allah dan dalam waktu yang lebih dekat lagi dari perkiraan kita.

Dalam pada itu, Haneya menyerukan bangsa Arab dan lembaga-lembaga social serta para pakarnya untuk bekerja mencabut blockade dan membuka perlintasan Gaza. Pada saat yang sama, secara khusus Haneya meminta pemerintah Mesir mengizinkan masuknya komvoi bantuan intenasional “Arteri Kehidupan 3” masuk Gaza. Baik melalui jalur laut ataupun darat, bertepatan dengan peringatan agresi Zionis ke Gaza satu tahun yang lalu.  

Kepada dunia internasional, Haneya mengingatkan kewajiban mereka secara moral maupun undang-undang, terutama laporan terakhir dari lembaga internasional yang mengecam kejahatan Zionis. Akan tetapi sayang, mereka masih tidak peduli dan tidak melakukan kewajibanya dalam masalah ini.

Secara khusus Haneya meminta sekjen PBB,  Ban Ki Moon lebih tegas lagi dalam masalah Palestina. Mengecam dan mengutuk belumlah cukup. Anda mempunyai tanggung jawab yang besar yaitu membebaskan Gaza dari blockade internasional. Selama satu tahun lebih kepercayaan bangsa Palestina terhadap PBB masih tergadaikan, terkait independensi dan keadilan lembaga tersebut terhadap rakyat Gaza.

Haneya mengungkapkan keheranananya atas sikap Ban Ki Moon terkait laporan Goldstone yang dikukuhkan dan dibentuk Lembaga Umum PBB. Di dalamnya ada penjelasan yang cukup mengenai kejahatan Zionis dalam masalah kemanusiaan. “Bagaimana nasibnya laporan Goldstone tersebut ?.

PBB belum melakukan tanggung jawabnya. Secara historis, mereka belum berbuat adil terhadap rakyat Palestina. Namun begitu, kami masih mempunyai harapan PBB dapat berbuat adil terkait laporan tersebut.

Demikian juga dengan kasus pencurian organ tubuh para syuhada Palestina oleh serdadu Zionis. Ini adalah kejahatan lain dari Zionis yang diakui sendiri oleh mereka. Hal ini menuntut perlindungan terhadap rakyat Palestina atas hak-haknya. Kami mengingatkan masalah ini jangan sampai para pemimpin Zionis terlewatkan begitu saja dari undang-undang dan sanksi dunia internasional.

Haneya meminta Ban Ki Moon untuk menarik diri dari Tim Kuartet yang dibentuk George Bush untuk mengembargo rakyat Palestina. Karena lembaga tersebut tidak layak ada di PBB. Lembaga tersebut justru jadi bagian dari organisasi yang memblokade Gaza pimpinan Zionis.

Adapun kaitanya dengan tembok baja, Haneya menyebutkan, terowongan yang ada di perbatasan Gaza merupakan keterpaksaan untuk memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu, kami menghimbau presiden Mesir, Husni Mubarak untuk bertindak segera membebaskan perlintasan Rafah dan menghentikan pembangunan tembok baja tersebut. Kami percaya dengan kedaulatan Mesir di negerinya sendiri. Kami pecaya mereka dapat bertindak dan melindungai perbatasanya sendiri. Kami juga percaya Mesir dapat melakukan tanggung jawabnya secara agama maupun regional terhadap Gaza.

Dalam masalah rekonsiliasi Haneya menegaskan, gerakan Hamas percaya dengan berdialog dengan gerakan Fatah akan dapat mencapai rekonsiliasi. Kami juga yakin tidak altenativ lain selain rekonsiliasi dan kesepakatan. Kami percaya dengan koalisi politik, tidak ada jalan lain selain ini. Namun kami mengharapkan Fatah kembali membangun rekonsilaisi nasional yang berdiri di atas prinsip-pirinsip keadilan dan saling menghormati. Dari sisi program politik, minimal dapat mempersatukan rakyat Palestina dan melindungi hak-haknya. Selain membuka sejumlah alternative bagi mereka dalam perjuangannya melawan penjahahan dan permukiman Zionis termasuk di dalamnya yahudisasi Al-Quds.

Terakhir,  Henaya mengungkapkan ketenanganya atas sikap dunia Arab yang semakin mendekat terkait masalah Palestina. Kami memandang ada perhatian yang cukup tinggi dari mereka terhadap masalah Palestina dan hak-hak bangsa Arab. Kekuatan Arab terletak pada saling kesepahaman antar pemimpinnya. Itulah yang dapat mempersatukan mereka. Masalah Palestina akan mengalami kemajuan, jika ada saling kesepahaman di antara bangsa Arab, ungkapnya. (asy)

21 December 2009

Hamas slams building of steel wall on Gaza borders with Egypt

[ 20/12/2009 - 10:34 AM ]
GAZA, (PIC)-- The Movement of Hamas strongly denounced Saturday the Egyptian decision to build a steel wall along its borders with the impoverished Gaza Strip, saying that Gaza has never been a threat to the security of Egypt.

Hamas spokesman Fawzi Barhoum said that this huge metal wall is supervised and funded by the US and part of the scheme initiated by former president George Bush which is aimed to stifle one and a half million Gazans after the failure of the Israeli war.

Spokesman Barhoum underlined that Egypt and all Arab and Muslim states are religiously and morally obliged to break the Israeli siege on Gaza and support the steadfastness of the Palestinian people, recalling that Goldstone report considered the blockade on Gaza a crime against humanity.

The spokesman stressed that the statements of Israeli officials such as Avigdor Lieberman and extremist settlers against Arabs and the Palestinians confirm that the Israeli occupation is the threat to Egypt and Gaza.

He also condemned Mahmoud Abbas for expressing his support for building this wall, saying that Abbas always reflects his desire for imposing more restrictions on Gaza in order to ensure his survival as the chief of the Palestinian Authority.

In the same context, the Palestinian government headed by premier Ismail Haneyya expressed its deep concern over Egypt’s intention to build a metal wall in Rafah border area.

Spokesman for the government Taher Al-Nunu said that premier Haneyya intends to contact the Egyptian leadership to find out what is going on in this regard.

“As we stress the Egyptian sovereignty over its lands, we hope that [Egypt] will not take any action that increases the blockade on our people,” the spokesman added.

The spokesman highlighted that Gaza and the Palestinian people have never been one day a threat to the Egyptian national security, but the real enemy which poses a threat to the security of Egypt and the whole region is the Israeli occupation.

For his part, Palestinian interior minister Fathi Hammad made a number of phone calls to Egyptian officials to urge them to refrain from building the wall and to take steps towards ending the siege on Gaza.

The association of Palestinian scholars called on the Egyptian authorities to immediately stop the construction of the metal wall on its border with Gaza and open the Rafah border crossing, warning that the building of this wall is considered participation in the blockade and aggression on Gaza people.

The association also appealed to the Arab League and the organization of the Islamic conference to pressure the Egyptian government to stop building the wall and urged all Muslim scholars especially in Egypt to declare their positions against this serious step.

In the same context, the Israeli Debka website reported that the head of the French military intelligence visited French officers who are supervising the building of the metal wall on the Egyptian-Palestinian borders in cooperation with Egyptians and Americans.

The website said that this wall is the first of its kind in the world which is built to prevent the digging of tunnels, adding that the French intelligence head watched Egyptian cranes lift armored iron plates 18 meters long and 50 cm thick and drive them into the ground along the border which divides Gaza from Egyptian Sinai.

It noted that electronic devices such as sensors, laser instruments and surveillance cameras will be installed on the wall.

The BBC website also reported that the Egyptians are being helped by American military engineers, who designed the wall.

As a result of the tight blockade imposed on Gaza, the tunnels as well as aid convoys became the only lifeline for providing Gaza people with vital humanitarian needs.

16 December 2009

Mishaal: The prisoner swap deal still faces obstacles

TEHRAN, (PIC)-- Khaled Mishaal, the head of Hamas’s political bureau, stated Tuesday that the prisoner swap deal still faces obstacles because of Israel’s refusal of the Palestinian demands, pointing out that the German mediator played an important role in the progress of the deal.

In a news conference held in Tehran, Mishaal said that Hamas insisted on its demands and is waiting for Israel to positively respond, refuting Israeli allegations that Hamas leaders at home and abroad have different positions regarding the swap deal.

He affirmed in another context that his Movement would not accept any violation of Palestinian law, which provides for recourse to legislative and presidential elections, adding the Palestinian legislative council (PIC) would remain assuming its duties until the election of a new council.

The Hamas leader pointed out that the institutions of the Palestine liberation organization (PLO) are illegitimate and undemocratic and Hamas will deal with any decision issued by these institutions according to special criteria.

The leader reiterated that Hamas is still extending its hands to all Palestinian forces to save the Palestinian people through a national rescue program and continues to hold discussions and consultations with Palestinian factions in this regard.

Earlier, the Hamas delegation led by Khaled Mishaal met with Ali Khamenei, the leader of the Islamic revolution in Iran, and briefed him on the latest developments in the Palestinian arena and the failure of the settlement process.

Ezzat Resheq, a member of Hamas’s political bureau, said that Mishaal highlighted the reconciliation efforts and the obstacles that obstruct these efforts, expressing hope that the Iranian support for the steadfastness of the Palestinian people would continue.

For his part, Khamenei welcomed the delegation and expressed his keenness on following the developments in Palestine especially the Israeli violations in occupied Jerusalem, stressing that any attack on the Aqsa Mosque is an assault on the honor of all Muslims.

The Iranian leader emphasized that any new war on the Palestinian people in Gaza would lead to another Israeli defeat, adding that Iran would never stop its support for the Palestinian people and their resistance.

For his part, Hashemi Rafsanjani, the head of the expediency discernment council, stated during his meeting with the delegation of Hamas that the Palestinian cause is the Muslim nation’s most important issue.

Rafsanjani added that supporting the steadfastness of the Palestinian people and preserving their spirit of resistance are the most important elements of their victory over the Israeli occupation.

He also expressed his sympathy with the besieged Gaza people and called on the Muslim world to assume its duties and put an end to the injustice and oppression in Palestine.

Iranian foreign minister Manouchehr Mottaki, for his part, expressed during his meeting with Hamas delegation, Iran’s willingness to see the Palestinian factions and movements united in order to achieve the lofty goals of their people.

Mottaki congratulated Hamas on the 22nd anniversary of its inception and affirmed the Iranian people participate in the victories and celebrations of the Palestinian resistance in Gaza.

The delegation of Hamas also was received by Ali Larijani, the speaker of the Iranian parliament, who highlighted that the resistance option is the only weapon to restore the Palestinian usurped rights.

Larijani hailed Hamas as the symbol of resistance against the Israeli occupation, and highlighted that Iran always considers its support for the Palestinian people as one of its big glories.

Khomeini : Israel Akan Alami Kekalahan Telak Bila Kembali Serang Gaza

Teheran-Infopalestina : Pemimpin revolusi Islam Iran, Ayatullah Khomeini menegaskan, Entitas Zionis akan alami kekalahan telak bila jadi menyerang Gaza kembali.

Pernyataan ini diungkapkan, Khomeini ketika menerima ketua biro politik Hamas, Kholid Misy'al dalam kunjunganya ke berbagai negara Arab dan Islam, Selasa (15/12). Dalam kesempatan itu, Khomeini memuji semangat perlawanan rakyat dan faksi Palestina dalam menghadapi Zionis.Ia menegaskan satu-satunya jalan untuk membebasakn Palestina dari penjajahan adalah dengan perlawanan, jihad dan selalu berpegang pada tali Allah SWT.

Masa depan Palestina pasti akan tiba, walau saat ini mungkin banyak sekali kesulitan yang menghadang termasuk kezaliman dan kejahatan yang dilakukan terhadap rakyat Palestina, namun percayalah janji Allah bagi orang-orang yang beriman dan yang berjihad di jalanNya akan terbukti. Situasi yang terjadi saat ini adalah perlawanan dan perjuangan yang dilakukan rakyat Gaza di tengah tekanan dan penderitaan. Sedang di pihak lain, adanya para pengkhianat dari sebagian bangsa Arab dan Islam yang berusaha menghalang-halangi tekad rakyat Palestina.

Dalam hal ini, Khomeini memuji sikap rakyat Palestina, ditengah tekanan dan ancaman, namun tetap tegar melakukan perlawanan. Ia mengatakan, republik rakyat Iran menganggap masalah Palestina adalah masalah mereka juga. Mendukung Palestina dan melindunginya adalah suatu kewajiban agama.

Khomeini mengisyaratkan, musuh-musuh Iran yang berupaya mengisoli negara tersebut, pasti akan gagal. Mereka melakukan itu semua karena keberpihakan Iran pada masalah Palestina. kalau seandainya Iran bersikap melunak dalam masalah Palestina tentu musuh-musuhnya akan sedikit berkurang. Akan tetapi Iran tetap dalam sikapnya, ia tidak akan berpaling dari masalah Palestina.

Khomeini kemudian menyebutkan, tentang dukungan negaranya pada rakyat Palestina, keyakinan Iran dalam masalah Palestina sangat mendalam bersenyawa dengan keyakinan Imam Khomeini dan rakyatnya. Ia meyakini, sejumlah masalah ummat Islam pasti akan bisa diselesaikan jika masalah Palestina bisa diselesaikan dengan benar. Sementara itu, ancaman yang dilontarkan Entitas Zionis kepada rakyat Palestina di Gaza akan menemui kegagalan dan akan menjadi aib besar di mata dunia.

Di pihak lain, Kholid Misy'al sangat menghargai sikap berani pemimpin revolusi Iran beserta dukungan rakyatnya. Ia juga menjelaskan tentang perkembangan terakhir Palestina baik di Gaza maupun Tepi Barat. Misy'al menegaskan, perlawanan adalah setrartegi gerakanya dan seluruh faksi-faksi perlawanan Palestina. Ia juga meyakini, jika Israel jadi melaksanakan ancamanya pasti ia akan menemui kegagalan dan kekalahan telak. Bukti terkuat rakyat Gaza telah berhasil membendung serangan selama 22 hari agresi Zionis ke Gaza tahun kemarin. (asy)


10 December 2009

Mesir Bangun Tembok Penghalang Terowongan Gaza

Tembok Berlin saja diruntuhkan dan baru-baru ini diadakan perayaan
runtuhnya tembok Berlin, tapi sebaliknya Mesir sebagai tetangga Jalur
Gaza, malah membangun tembok untuk menyengsarakan rakyat palestina di
Jalur Gaza, semoga Allah memberikan kekuatan kepada pada mujahidin di
Jalur Gaza,

[Ali Imran:160.] Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang
dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi
pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain)
dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja
orang-orang mukmin bertawakkal.

Diposting pada Kamis, 10-12-2009 | 05:59:18 WIB

Mesir kini tengah membangun sebuah dinding besi sepanjang perbatasan
dengan Jalur Gaza untuk mengacaukan terowongan yang dibuat rakyat
Palestina untuk membeli kebutuhan harian mereka.

Pembangunan ini tentu saja semakin memblokade Gaza baik secara teritori
maupun ekonomi.
Tembok ini akan memiliki panjang 9-10 km (6.2 mil) dan memiliki
kedalaman 20-30 meter, demikian laporan koran kenamaan Israel/ Haaretz/.

Struktur tembok dibuat dari besi baja sehingga tidak mungkin untuk
dipotong maupun dilas, demikian kutip harian tersebut dari sumber
terpercaya Mesir.

Tembok penghalang ini merupakan langkah akhir dari pemerintahan Kairo
untuk 'membantu' langkah Israel membungkam perjuangan rakyat Gaza yang
telah mereka blokade sejak tahun 2007.

Militer Mesir seringkali merusak terowongan atau menyemprotkan gas kimia
ke dalamnya meskipun masih terdapat orang di dalam, sehingga seringkali
ditemukan korban jiwa penduduk Palestina.

Patroli bersama Amerika-Mesir telah terlihat di kota Rafah, selatan
Jalur Gaza. Mereka mencoba mendeteksi terowongan menggunakan sensor
bawah tanah.

Penduduk Gaza menggunakan terowongan ini sebagai jalur pembelian
kebutuhan pokok sehari-hari mereka.

Sangat ironis bagi bangsa Arab sebesar Mesir bila hal ini benar, ingin
menghancurkan saudara mereka sendiri di Palestina.

[/*muslimdaily.net*//ptv]

09 December 2009

Israel Melarang Pejabat Negara Asing Berkunjung ke Gaza

Israel memberlakukan larangan tak tertulis yang melarang pejabat senior
dari berbagai negara seperti presiden, perdana menteri dan menteri luar
negeri, masuk ke Jalur Gaza lewat Israel. Larangan ini mulai tercium
setelah Menlu Irlandia, Michael Martin pada parlemen negaranya
mengatakan bahwa pejabat Israel melarang kunjungannya ke Jalur Gaza.

Situs/ Jerusalem Post /mengutip keterangan sejumlah pejabat Israel yang
membenarkan adanya larangan tak tertulis yang diberlakukan atas
instruksi PM Israel, Benjamin Netanyahu. Mereka mengatakan bahwa tujuan
larangan tersebut untuk menekan Hamas agar segera membebaskan Gilad
Shalit dan sebagai salah satu cara Israel untuk mencegah legitimasi
terhadap Hamas.

Israel menolak disebut sengaja ingin menutupi situasi Gaza pada dunia
luar dengan alasan bahwa mereka yang ingin berkunjung ke Gaza bisa
melewati perbatasan Mesir. Meski faktanya, Israel bekerjasama dengan
otoritas Mesir menentukan siapa saja yang boleh masuk ke Gaza lewat
perbatasan itu.

Ketika Netanyahu baru diresmikan menjadi perdana menteri pada 31 Maret
lalu, Israel masih membolehkan pejabat-pejabat senior dunia berkunjung
ke Jalur Gaza, seperti Sekjen PBB Ban Ki-moon, Kepala Kebijakan Luar
Negeri Uni Eropa Javier Solana, Menlu Norwegia Jonas Gahr Støre dan
Senator AS John Kerry.

Setelah itu, Israel menghentikan ijin masuk ke Jalur Gaza bagi seluruh
kunjungan untuk tujuan apapun. Di antara pejabat senior negara lain yang
rencana kunjungannya ditolak Israel antara lain Menlu Prancis Bernard
Kouchner dan Menlu Turki Ahmet Davutoglu.

Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan bahwa kebijakan Israel tidak
membolehkan kunjungan ke Gaza meski sebagai bagian dari kunjungan
pejabat yang bersangkutan ke Israel dengan alasan Israel khawatir akan
keselamatan tamu-tamunya selama berada di wilayah yang dikuasai para
"teroris" (Hamas).

Juga atas alasan bahwa kebijakan Israel tidak membolehkan semua hal yang
menunjukkan dukungan atas legitimasi Hamas, dengan cara berkunjung ke
Gaza meski pejabat yang bersangkuta tidak secara langsung melakukan
pertemuan dengan Hamas. (ln/JP/em)

07 December 2009

Kewajiban Menggunakan Jilbab

Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi Rabbil alamin wash-shalatu
wassalamu ala asyrafil Anbiya wal Mursalin wa ba'du:

Pada dasarnya memakai jilbab merupakan kewajiban agama. Dalam hal ini
Allah befirman,
*??? ???????? ?????????? ???? ????????????? ??????????? ?????????
?????????????? ????????? ??????????? ???? ??????????????? ?????? ???????
???? ?????????? ????? ?????????? ??????? ??????? ???????? ????????*
"Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu,
serta kepada wanita kaum mukmin agar mereka mengenakan jilbab. Hal itu
akan membuat mereka lebih dikenal sehingga tidak diganggu. Allah Maha
pengampun dan Maha Penyayang." (QS al-Ahzab: 59)

Pada ayat di atas disebutkan bahwa hikmah memakai jilbab adalah agar
identitas keislaman seorang wanita lebih dikenal dan mereka tidak
disakiti atau diganggu.
Jadi, kewajiban memakai jilbab langsung berasal dari Allah Swt.

Di samping itu, dalam hadits disebutkan bahwa suatu ketika Asma binti
Abu Bakar mendatangi Rasulullah saw dengan mengenakan baju tipis. Maka,
Rasulullah berpaling darinya seraya berkata, '/Wahai Asma, jika wanita
sudah mengalami haid, ia tidak boleh terlihat kecuali ini dan ini
(sambil menunjuk wajah dan telapak tangan/)." HR Abu Daud.
Dengan demikian, karena jilbab merupakan kewajiban, maka ia tidak boleh
dilepaskan meski diperintahkan oleh ibu atau orang tua. Pasalnya, Rasul
saw. bersabda, "/Tidak boleh taat dalam hal yang mengandung maksiat
kepada Allah. Ketaatan hanya boleh diberikan pada sesuatu yang makruf
(baik)."/ (HR Muslim).

Iring-iringan "Viva Paletine" berangkat dari London menuju Gaza

LONDON. (PIC) - Konvoi Ketiga "Viva Palestina" menuju ke Jalur Gaza
yang di blokade dipimpin oleh MP George Galloway dari Inggris berangkat
pada hari Minggu dari London dan mengumpulkan lebih banyak peserta dan
bantuan kemanusiaan saat melewati negara-negara Eropa.

Konvoi ini dianggap sebagai pertemuan internasional terbesar setelah
partisipasi sejumlah besar pendukung multinasional dari Eropa, Amerika,
Malaysia dan banyak negara lain dan diharapkan untuk memasuki Gaza pada
ulang tahun pertama perang brutal Israel. Konvoi akan mendapatkan
perhatian dari seluruh dunia karena akan melalui 11 negara untuk
memberikan bantuan kemanusiaan kepada orang-orang yang terkepung di Gaza.

Aktivis Palestina Zahir Al-Berawi kepada pusat informasi Palestina (PIC)
hari ini (6/12/2009) bahwa konvoi ini awalnya terdiri dari 80 kendaraan
yang penuh dengan bantuan kemanusiaan dan akan menuju ke arah pertama
Perancis dan beberapa negara Eropa sebelum berhenti di Turki, di mana
populer dan acara resmi akan diadakan.

Berawi menambahkan bahwa konvoi akan menuju Suriah dan kemudian ke
Yordania, di mana konvoi termasuk peserta akan diangkut lewat laut ke
pelabuhan Nuweiba di Mesir dan dari sana konvoi akan mengikuti
perjalanannya darat ke perbatasan Rafah.

Dia menegaskan bahwa dalam konvoi termasuk 15 ambulans yang
didedikasikan untuk kenangan kru medis terbunuh selama perang Israel di
Gaza. (/pic/)

06 December 2009

HAMAS : Pengepungan Israel tidak dikenakan untuk penangkapan Shalit

GAZA (PIC) Gerakan Hamas menyatakan hari Sabtu bahwa keputusan Israel untuk tidak mengakhiri blokade di Jalur Gaza kalau-kalau ada kesepakatan pertukaran tawanan menegaskan bahwa pengepungan itu dikenakan untuk alasan politik murni dan tidak terkait dengan penangkapan Gilad Shalit.

Jurubicara Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan kepada kantor berita Jerman (DPA) bahwa pengepungan itu diberlakukan Israel terhadap Gaza karena alasan politik terkait dengan kemenangan Hamas dalam pemilu legislatif Palestina pada tahun 2006. Jurubicara Abu Zuhri mengatakan bahwa keputusan ini mencerminkan kegigihan Israel dalam agresi di Gaza orang dan pelanggaran terhadap hukum internasional. Jurubicara Gerakan menekankan bahwa tidak akan menyerah kepada blokade Israel dan akan mencari alternatif untuk memecahkan dan mengakhiri penderitaan rakyat Gaza.

Dalam konteks lain, Gerakan Hamas dan kantor tindakan publik dimulai Sabtu pagi kampanye besar untuk menghiasi jalan-jalan di Gaza pada persiapan untuk merayakan ulang tahun ke-22 berdirinya pada akhir Sheikh Ahmed Yassin. Di luar rumah Sheikh Yassin martir, Hamas menyatakan hari ini meluncurkan kegiatan persiapan untuk merayakan berdirinya Hamas 22 tahun lalu pada tanggal 14 Desember minggu depan.

Hamas bersumpah dalam pernyataan bahwa tidak akan pernah melupakan pendirinya dan memori yang luar biasa, dan akan melekat ke pilihan perlawanan hingga pembebasan tanah Palestina dan tempat-tempat suci Islam dari pendudukan Israel.

Sementara itu, Haitham Abu Ata, direktur kantor Hamas aksi publik timur Gaza, mengatakan bahwa festival ini akan diadakan di Al-Katiba Al-Khadra di alun-alun kota Gaza dan akan penuh kegiatan dan kejutan. (pic)