31 March 2010

Pemecatan Tidak Adil di Tepi Barat Akibat Pelaksanaan Peta Jalan

*/Betapa kejinya pemimpin otoritas Ramallah, terbukti sudah bahwa mereka
tidak menginginkan adanya Guru, Imam masjid serta anak-anak yang menjadi
penghafal Al-quran, sekolah-sekolah Daurah Quran ditutup paksa, Ya Allah
berikanlah kekuatan, kesabaran dan keistiqomahan kepada kaum muslimin di
Palestina untuk terus membela Al-Aqsha, hanya sebaris doa yang dapat
kami sampaikan untuk para mujahidin di Palestina dan Gaza.
/*

*/
/Ramallah:* Salah seorang pemimpin di otoritas Ramallah menegaskan bahwa
pemecatan sewenang-wenang terhadap para guru dan imam masjid di Tepi
Barat terjadi karena melaksanakan rencana "peta jalan".

Hal tersebut terungkap dalam laporan surat kabar Zionis "The Jerusalem
Post" edisi Senin (29/3) yang membahas tentang kasus pemecatan secara
sewenang-wenang oleh milisi Abbas di Tepi Barat terhadap para pejabat
pemerintah yang menjadi anggota Gerakan Perlawanan Islam Hamas. Pemimpin
di otoritas Ramallah ini mengatakan, "Kami telah memecat lebih dari
seribu guru dan 300 imam masjid sebagai bentuk pelaksanaan dari klausul
melawan "provokasi" di dalam rencana (peta jalan)."

Dia menambahkan, "Kadang-kadang kami harus mengusir guru dan imam masjid
karena komitmen agamanya yang tinggi meskipun mereka tidak termasuk
dalam Gerakan (Hamas)," mengutip peristiwa pepecatan seorang guru dari
Beit Laqia di pinggiran Ramallah bernama Hudail Mufarija yang mengajar
di sebuah sekolah di Beitunia. Dia mengatakan guru tersebut tidak
berafiliasi pada gerakan Hamas, tapi dia sangat religius dan menghafal
Alquran. "Mereka-mereka itu tidak kami inginkan ada di sekolah-sekolah
kami," katanya.

Dia mengatakan, "Kami telah memutuskan untuk berperang melawan
"provokasi"dan kegiatan politik di masjid-masjid dan sekolah-sekolah.
Ini adalah bagian dari komitmen kami pada syarat-syarat dalam rencana
(peta jalan)."

Dia menambahkan, "Banyak dari mereka yang diusir karena menolak
mendukung gerakan Fatah dan Otoritas Palestina." Yang lainnya diusir
karena mereka telah menjadi sangat religius dan dikhawatirkan pada suatu
hari nanti mereka bergabung dengan gerakan (Hamas)!.

Surat kabar Israel ini mengutip dari seorang pejabat senior di
Departemen Pendidikan di Ramallah yang mengatakan, "Kami bekerja atas
perintah dinas keamanan. Kami tidak mempunyai pertanyaan apapun ketika
datang perintah berkaitan dengan ke masalah keamanan."

Jerusalem Post menjelaskan peran penting yang dimainkan oleh "menteri"
Wakaf di Ramallah, Mahmud Habash, dalam berbuat sewenang-wenang terhadap
para imam masjid dari Hamas. Hal ini dipengaruhi oleh dendam karena
masalah pribadi dengan Hamas yang memecatnya dari kementrian karena
masalah moral dan keuangan.

Menurut Jerusalem Post , dialah yang melakukan pengawasan terhadap semua
khutbah dan mengeluarkan instruksi yang ketat mengenai materi khutbah
dan melarang "provokasi" di masjid-masjid. (asw/infopalestina)