04 April 2010

Hari ibu dan si penebar maut

Pasukan khusus Israel senantiasa berkeliaran di antara kerumunan
demonstran Palestina

*Hidayatullah.com*--Tanggal 21 Maret, dikenal sebagai Hari Ibu di
kawasan Timur Tengah. Jamaknya, hari spesial itu dirayakan dengan suka
cita. Namun tidak demikian bagi sebagian ibu Palestina. Pada hari itu
mereka menangis menahan derita, karena anak-anak mereka banyak yang
ditangkap, dipenjara, disiksa dan dibunuh Zionis Israel.

Seseorang membuat catatan pada Hari Ibu tahun ini.

***

Dua tahun lalu, abang saya mengunjungi seorang temannya yang tinggal di
pengungsian. Ketika pulang kembali, wajahnya pucat dan terlihat sangat
sedih. Saya bertanya apa yang terjadi. Katanya, dia tidak bertemu dengan
temannya, karena kawan baiknya itu telah dibunuh beberapa hari sebelum
abang mengunjunginya.

Ketika abang mengetuk pintu, tidak ada yang ditemui, kecuali seorang ibu
yang terlihat lemah, di dalam sebuah rumah tanpa perabot, yang terletak
di tengah-tengah kamp pengungsian.

"Saya tidak sanggup berlama-lama di sana. Setiap detiknya seakan
meremukkan hati ini," kata abang.

Ibu yang lemah itu selalu terbayang-bayang putranya yang dibunuh oleh
Zionis Israel yang menyamar. Kemudian terbayang pula nasib keempat putra
lainnya yang berada di dalam penjara Israel.

Hari Ibu berlalu, dan saya teringat ibu yang malang itu. Ibu malang yang
tidak memiliki siapa-siapa untuk menolong putra-putranya. Di luar sana
ada ribuan ibu Palestina, yang menunggu detik demi detik kesempatan
untuk berjumpa dengan putra-putri tercinta, yang dikurung dalam penjara.

Pasukan Israel memiliki sebuah unit khusus penyamaran yang dikenal
dengan nama /"Dovdovan"/. Unit ini terdiri dari orang-orang muda yang
terlatih dan bersenjata, yang menghadapi demonstran Palestina tak
bersenjata. Mereka bisa berbicara dengan bahasa dan dialek Palestina
asli, yang digunakan untuk mengelabui dan berpura-pura menjadi bagian
dari demonstran. Mereka tersebar di mana-mana.

Setiap ada kerumunan demonstran Palestina, mereka pasti berkeliaran di
dalamnya. Mengamati, mencari informasi, menangkap dan juga membunuh
targetnya, terutama para pemimpin demonstran. Penyamaran mereka bisa
beraneka macam, mulai dari berpura-pura menjadi pria renta, hingga
pekerja sosial PBB dan wartawan.

Beberapa waktu terakhir, ketika ketegangan di Masjid Al-Aqsa dan Masjid
Ibrahimi memanas, serta aksi menentang pembangunan pemukiman semakin
marak, unit penyamaran Israel bertambah sibuk. Mereka giat mencari
orang-orang Palestina yang mampu memobilisasi para demonstran, dengan
tujuan melumpuhkannya selamanya.

Saya pernah melihat aksinya. Sulit untuk mengenali mereka, hingga
akhirnya terungkap secara tidak sengaja, atau setelah mereka membunuh
targetnya.

Target tidak hanya dibunuhi oleh para penyusup. Jika kalian melihat
televisi yang menyiarkan demonstrasi orang Palestina, maka mungkin
kalian pernah melihat polisi anti huru-hara Israel. Lihatlah dengan
seksama, di setiap sekelompok pasukan, ada sniper di antara mereka.
Perhatikan tayangan-tayangan itu, maka akan terlihat ada anggota pasukan
yang membawa senjata khusus dilengkapi dengan teropong.

Ketika unit penyamaran beraksi mencari informasi di antara kerumunan
orang Palestina, para penembak jitu memperhatikan kerumunan melalui
teleskopnya. Mereka biasanya berada di tempat-tempat yang tinggi dan
agak tersembunyi. Mungkin kalian akan melihatnya secara kebetulan di
televisi, atau ada kamerawan pemberani yang sengaja menyorot mereka.

Begitulah, saat demonstrasi berlangsung, tiba-tiba jatuh korban di
kalangan pemuda Palestina. Yang seakan-akan lumrah, sebagai bagian dari
aksi demonstrasi. Selanjutnya kalian akan mendengar IOF membentuk komite
penyelidikan. Mereka belagak sibuk menyelidiki insiden yang terjadi.
Mungkinkah penyelidikan mereka bisa dipercayai, setelah apa yang mereka
lakukan di Shabra Shatilla, di Jalur Gaza dan lainnya?

Hari ini, empat anak Palestina dibunuh, dua di antaranya belum lagi
genap berusia 16 tahun. Jika kalian tertarik mengetahui berapa jumlah
anak-anak dan pemuda yang telah dibunuh, maka hitunglah, buatkan
statistik data mereka. Maka kalian akan mengetahui berapa banyak
anak-anak dan pemuda Palestina tak berdosa telah dibunuh.

Kemarin saya melihat seorang anak diadili di pengadilan Israel, setelah
seminggu bocah itu ditahan dan disiksa tentara-tentara Zionis. Usia anak
itu masih 13 tahun. Dan dia ditangkap satu pekan sebelumnya bersama
adiknya yang baru berusia 9 tahun!

Sampai kapan kalian akan terus mempercayai Zionis Israel, yang selalu
membuat kebohongan nyata dan membunuhi anak-anak dan orang-orang tak
berdosa. [*di/ptl/www.hidayatullah.com*]