Al-Aqsha di Titik Pusaran Badai
*Ibrahim Ghausah*
/Koran Al-Majd Jordania/
Pecan ketiga Maret saat ini berbeda dengan hari lainnya. Karena serangan
brutal zionis yahudi membidik kota Jerusalem (Al-Quds) dan mutiara
termahal umat Islam, kiblat umat Islam pertama; masjid Al-Aqsha.
Peristiwa dimulai dengan peresmian sinagog Haroob pada 15 Maret lalu di
kampung Sharef yahudi di Al-Quds Lama (Kota Lama) dengan dihadiri
rabi-rabi penting dan elit Negara Israel. Peresmian ini adalah isyarat
permulaan pembangunan kuil di tempat masjid Al-Aqsha berdiri, seperti
klaim para penjahat itu. Dulu Ben Gorion, pendiri zionisme dan Negara
Israel mendeklarasikan "tidak bermakna Israel tanpa Jerusalem dan
Jerusalem tidak bermakna tanpa kuil Solomon." Statemen ini langsung
disusul oleh serangan brutal terhadap Jerusalem Lama setelah 15 Mei 1948
yang diikuti oleh mafia Hagana, Argon dan Shtarin. Namun ketegaran para
mujahidin dalam jihad suci dan relawan Palestina dan bangsa Arab di
pagar Al-Quds berhasil menggagalkan rencana Ben Gorion. Sinagog Haroob
pada saat itu menjadi pertahanan internal bagi para sniper mafia yahudi
untuk membidik para mujahidin dan kelompok sipil Palestina. Sehingga
jatuh korban dari mereka 500 syuhada. Setelah itu masuklah pasukan
Jordania ke Jerusalem dengan pimpinan panglima Abdullah el-Tal dan
menguasai kampung Sharef Yahudi dan puluhan pasukan mafia yahudi menyerah.
Setelah itu, kaum muslimin memenuhi masjid ketiga yang dianjurkan
Rasulullah untuk bepergian ke sana hingga terjadi tragedy tahun 1967
ketika Dayyan dan Rabbin memasuki masjid Al-Aqsha dan pasukan Israel
melecehkannya sebagaimana Faranjah pernah menistakannya pada 1000 tahun
lalu di tahun 1099.
Di pecan pertama pendudukan Israel, kampung Magharibah di depan tembok
Barrak (ratapan) dihancurkan oleh Israel dengan buldoser.
Sejak itu, 1967, yahudi membangun pemukiman mereka di Jerusalem timur
setelah menjajah Jerusalem barat tahun 1948. Jumlah mereka di Jerusalem
Timur sekitar seperempat yahudi pada saat perundingan antara Arab dan
Palestina (penganut perundingan) tidak berhenti dengan Israel. Namun
perundingan itu tanpa membuat syarat satupun untuk menghentikan
pembangunan pemukiman. Kecuali perundingan tahun lalu yang ada syarat
itu meski pada saat itu Al-Quds Timur sudah tidak tersisa lahan bangunan
kecuali sangat terbatas.
Selasa 16 Maret 2010, para pejuang Palestina dari wilayah jajahan 1948
dan Al-Quds serta sekitarnya berhamburan membela Al-Aqsha dengan dada
telanjang mereka. Pemuda-pemuda Palestina yang belum genap berusia 20
tahun menghadapi lebih dari 4000 pasukan Israel bersenjata lengkap;
senapan, granat hingga pistol, kuda dan anjing. Mereka berasal dari
kampung Bab Khittah, Sa'diah, Wadi, Bab Amod, dan dari luar pagar
Al-Quds dan desa-desa Thor, Shawanah, Isawiyah, Ras Amod, Abu Dees,
Tsauri, Showar Baher dan lain-lain. Bahkan dari kamp Shavat dan Ramallah
Selatan di kamp pengungsi Qalanda, utara Ramallah, Nablus Selatan an
lainnya. Sekitar 100 pemuda dan wanita terluka di masjid Al-Aqsha dan
sekitarnya dan 200 pemuda ditangkap. Kita saksikan pasukan Israel
mengeroyok satu pemuda Palestina.
Jumat, 19 Maret Syekh Yusuf al-Qardlawi menyerukan hari aksi sedunia
membela Al-Aqsha. Maka umat Islam yang ikhlas turun ke jalan baik yang
berada di dalam negeri Palestina atau di Jalur Gaza dan di luar seperti
di Libanon, Tepi Barat, Jordania, Mesir, Indonesia, Turki dan lain-lain.
Di Tepi Barat pengais rizki dari kaum penjajah Mahmud Abbas dan jenderal
Dayton menghalangi rakyat untuk bersolidaritas kepada saudara-saudara
mereka di Al-Quds dan Hebron. Di sana Hamas menyerukan aksi yang
disambut oleh Jihad Islami dan mereka yang berasal dari Fatah yang masih
menjaga harga diri. Apalagi setelah syahidnya pemuda asal Irak Boren
Aorata di Nablus.
Sayangnya, di sebagian Negara-negara teluk dan Afrika Utara
tenang-tenang saja yang bisa jadi karena pengaruh kampanye politik dan
media. Tentu juga karena pengaruh infiltrasi ekonomi Amerika yang ingin
memalingkan umat Islam dari musuh hakikinya kepada musuh buatan.
Apapun, pertempuran dengan zionis Israel masih di permulaan. Bisa jadi
di akhir Adzar akan menegang kembali. Ini adalah pertempuran bangsa
Palestina, bangsa Arab dan Islam. (bn-bsyr/infopalestina)