09 February 2010

Arogansi Israel Hanya Bisa Dicegah dengan Perlawanan

Oleh: Yasser Za’atera

Israel tidak hanya mengancam Iran, tetapi juga menambah ancamannya padaLebanon, dan kemudian Suriah. Kali ini dengan cara sangat sombong yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman dan petinggi militer lainnya. Hal itu disampaikan di tengah-tengah ancaman yang terus dilontarkan untuk melancarkan sebuah serangan atau serangan-serangan bagai sambaran petir di JalurGaza, bersamaan pula dengan pembunuhan pemimpin militer Hamas di Dubai. Ancaman juga dilancarkan Israel kepada Yordania, melalui seruan untuk mengembalikan tanggung jawab penduduk Tepi Barat kepada Yordania.

Hakikat arogansi terebut sama sekali tidak mengubah upaya beberapa politisi Israeluntuk memventilasi sikapnya melalui pernyataan-pernyataan yang menegaskan keinginan negara mereka pada perdamaian. Terlebih Netanyahu sendiri tidak kurang ekstrimnya daripada Lieberman, meskipun dengan baju diplomasi. Dan sikapnya tentang pembekuan permukiman-permukiman Yahudi adalah bukti atas semua itu.

Bagaimana kita bisa menafsirkan arogansi Israel ini pada tahap di mana sikap yang dilakukan harus berbeda setelah kekalahan Israel di Lebanon Juli 2006. Juga kegagalan Israel dalam menghabisi pemerintahan Hamas di Jalur Gaza, ditambah ketidakmampuannya untuk mengekang ambisi nuklir Iran.

Ada banyak alasan mengenai arogansi ini. Yang paling menonjol barang kali adalah perasaan para pemimpin Israel yang meyakini bahwa sikap-sikap Amerika masih berada di bawah hegemoni Zionis atas keputusan politik di internal Amerika Serikat. Hal yang masih nampak sangat jelas kelemahannya di era Obama yang tidak akan terlibat dalam menyinggung lobi Zionis yang secara konkrit mengendalikan Kongres, baik di Partai Republik atau Demokrat, di samping menembus ke institusi-insitusi politik dan keamanan lainnya.

Memang benar bahwa Amerika Serikat mengalami dilema besar di Afghanistan dan Irak. Namun hal itu tidak banyak mengurangi pengaruhnya di tengah-tengah keengganan kekuatan-kekuatan besar untuk mencegahnya karena sejumlah pertimbangan. Yang lebih buruk, bahwa hal itu tidak mendorong Zionis untuk pura-pura merayu Obama agar membantunya memecahkan masalah yang dimaksud, meskipun mereka menyadari fakta bahwa kemajuan kasus Palestina akan memiliki dampak positif pada keseluruhan krisis lainnya.

Alasan lain arogansi Israel terebut berkaitan dengan kemunduran posisi Arab, menghadapi dikte-dikte Amerika, yang pada gilirannya bergerak mengarah kepada keprihatinan pada Israel. Namun alasan yang paling penting adalah bahwa ketenangan yang mematikan di internal Palestina. Di mana pihak yang diwakili oleh Otorita Palestina di Ramallah berperan menjaga keamanan Israel, yang menjadikan tahun 2009 sebagai tahun yang paling tenang dalam sejarah negara Ibrani (Israel), jika kita mengecualikan hari-hari perang di Jalur Gaza, yang kita saksikan awal tahun lalu.

Di Jalur Gaza Hamas terpaksa menenangkan situasi karena pertimbangan-pertimbangan pasca-perang dan kesempatan yang terbatas untuk perlawanan (kecuali roket) di bawah pagar keamanan dan dilema otoritas Palestina secara keseluruhan sebelum itu. Namun situasi yang memberi kesempatan pada Israeluntuk relaksasi penuh adalah situasi yang terbentuk di Tepi Barat. Di mana otoritas Palestina menjalankan tugas-tugas koordinasi keamanan dengan sungguh-sungguh dan tulus di bawah Jenderal Dayton dan "Orang-orang Palestina baru" yang dicetak di bawah pengawasannya.

Faktanya adalah bahwa tidak ada yang bisa mengalahkan Israel di rumah mereka sendiri, sebagaimana yang dilakukan perlawanan. Dan di sini (di Tepi Barat), perlawanan itu tidak ada. Sayangnya hal itu diakibatkan oleh upaya pihak Palestina. Selama situasinya masih demikian maka wajar bila ada bangsa yang menjulurkan tangan dan menginjakkan kaki mereka ke segala penjuru.

Kesimpulannya: tidak aka nada yang bisa mengekang arogansi Zionis Amerika kecuali dengan pilihan perlawanan yang didukung dan diadopsi di tingkat Arab dan dunia Islam. Selain itu layaknya menggarap ladang pertanian di laut, meskipun menghasilkan banyak keuntungan untuk kelompok terbatas Palestina.

Harian al Dustur Yordania. (asw)