06 April 2010

Al-Aqsha di Titik Pusaran Badai

*Ibrahim Ghausah*

/Koran Al-Majd Jordania/

Pecan ketiga Maret saat ini berbeda dengan hari lainnya. Karena serangan
brutal zionis yahudi membidik kota Jerusalem (Al-Quds) dan mutiara
termahal umat Islam, kiblat umat Islam pertama; masjid Al-Aqsha.

Peristiwa dimulai dengan peresmian sinagog Haroob pada 15 Maret lalu di
kampung Sharef yahudi di Al-Quds Lama (Kota Lama) dengan dihadiri
rabi-rabi penting dan elit Negara Israel. Peresmian ini adalah isyarat
permulaan pembangunan kuil di tempat masjid Al-Aqsha berdiri, seperti
klaim para penjahat itu. Dulu Ben Gorion, pendiri zionisme dan Negara
Israel mendeklarasikan "tidak bermakna Israel tanpa Jerusalem dan
Jerusalem tidak bermakna tanpa kuil Solomon." Statemen ini langsung
disusul oleh serangan brutal terhadap Jerusalem Lama setelah 15 Mei 1948
yang diikuti oleh mafia Hagana, Argon dan Shtarin. Namun ketegaran para
mujahidin dalam jihad suci dan relawan Palestina dan bangsa Arab di
pagar Al-Quds berhasil menggagalkan rencana Ben Gorion. Sinagog Haroob
pada saat itu menjadi pertahanan internal bagi para sniper mafia yahudi
untuk membidik para mujahidin dan kelompok sipil Palestina. Sehingga
jatuh korban dari mereka 500 syuhada. Setelah itu masuklah pasukan
Jordania ke Jerusalem dengan pimpinan panglima Abdullah el-Tal dan
menguasai kampung Sharef Yahudi dan puluhan pasukan mafia yahudi menyerah.

Setelah itu, kaum muslimin memenuhi masjid ketiga yang dianjurkan
Rasulullah untuk bepergian ke sana hingga terjadi tragedy tahun 1967
ketika Dayyan dan Rabbin memasuki masjid Al-Aqsha dan pasukan Israel
melecehkannya sebagaimana Faranjah pernah menistakannya pada 1000 tahun
lalu di tahun 1099.

Di pecan pertama pendudukan Israel, kampung Magharibah di depan tembok
Barrak (ratapan) dihancurkan oleh Israel dengan buldoser.

Sejak itu, 1967, yahudi membangun pemukiman mereka di Jerusalem timur
setelah menjajah Jerusalem barat tahun 1948. Jumlah mereka di Jerusalem
Timur sekitar seperempat yahudi pada saat perundingan antara Arab dan
Palestina (penganut perundingan) tidak berhenti dengan Israel. Namun
perundingan itu tanpa membuat syarat satupun untuk menghentikan
pembangunan pemukiman. Kecuali perundingan tahun lalu yang ada syarat
itu meski pada saat itu Al-Quds Timur sudah tidak tersisa lahan bangunan
kecuali sangat terbatas.

Selasa 16 Maret 2010, para pejuang Palestina dari wilayah jajahan 1948
dan Al-Quds serta sekitarnya berhamburan membela Al-Aqsha dengan dada
telanjang mereka. Pemuda-pemuda Palestina yang belum genap berusia 20
tahun menghadapi lebih dari 4000 pasukan Israel bersenjata lengkap;
senapan, granat hingga pistol, kuda dan anjing. Mereka berasal dari
kampung Bab Khittah, Sa'diah, Wadi, Bab Amod, dan dari luar pagar
Al-Quds dan desa-desa Thor, Shawanah, Isawiyah, Ras Amod, Abu Dees,
Tsauri, Showar Baher dan lain-lain. Bahkan dari kamp Shavat dan Ramallah
Selatan di kamp pengungsi Qalanda, utara Ramallah, Nablus Selatan an
lainnya. Sekitar 100 pemuda dan wanita terluka di masjid Al-Aqsha dan
sekitarnya dan 200 pemuda ditangkap. Kita saksikan pasukan Israel
mengeroyok satu pemuda Palestina.

Jumat, 19 Maret Syekh Yusuf al-Qardlawi menyerukan hari aksi sedunia
membela Al-Aqsha. Maka umat Islam yang ikhlas turun ke jalan baik yang
berada di dalam negeri Palestina atau di Jalur Gaza dan di luar seperti
di Libanon, Tepi Barat, Jordania, Mesir, Indonesia, Turki dan lain-lain.

Di Tepi Barat pengais rizki dari kaum penjajah Mahmud Abbas dan jenderal
Dayton menghalangi rakyat untuk bersolidaritas kepada saudara-saudara
mereka di Al-Quds dan Hebron. Di sana Hamas menyerukan aksi yang
disambut oleh Jihad Islami dan mereka yang berasal dari Fatah yang masih
menjaga harga diri. Apalagi setelah syahidnya pemuda asal Irak Boren
Aorata di Nablus.

Sayangnya, di sebagian Negara-negara teluk dan Afrika Utara
tenang-tenang saja yang bisa jadi karena pengaruh kampanye politik dan
media. Tentu juga karena pengaruh infiltrasi ekonomi Amerika yang ingin
memalingkan umat Islam dari musuh hakikinya kepada musuh buatan.

Apapun, pertempuran dengan zionis Israel masih di permulaan. Bisa jadi
di akhir Adzar akan menegang kembali. Ini adalah pertempuran bangsa
Palestina, bangsa Arab dan Islam. (bn-bsyr/infopalestina)

05 April 2010

Israel Bunuh 8 Warga Dalam 70 Operasi Selama Satu Bulan

*Gaza*: Israel melancarkan serangannya secara umum terhadap rakyat sipil
Palestina dan tempat sucinya di Al-Quds. Disamping berupaya untuk
mengubah status kearaban dan keislaman Al-Quds.

Dalam laporan bulananya, gerakan perlawanan Hamas, Ahad (4/4)
menyebutkan, sepanjang bulan kemarin (Maret 2010) militer Zionis
melakukan pembantaian terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur
Gaza. Delapan orang diantaranya terbunuh. Di sisi lain, pasukan Zionis
melanjutkan aksinya menyerbu sejumlah kota di Tepi Barat, bekerja sama
dengan pasukan keamanan milisi Abbas. 114 warga ditangkap serdadu Zionis
dari berbagai daerah yang berbeda di Tepi Barat.

Selama bulan kemarin juga tak kurang dari 70 operasi militer digelar
pasukan Zionis di beberapa daerah di Gaza maupun Tepi Barat. Akibatnya
puluhan warga terluka. Terutama saat mereka melakukan aksi protes atas
kesewenang-wenangan pemerintahan Zionis tersebut. Selain itu, sejumlah
orang terluka akibat gempuran serangan udara Zionis di Gaza yang
mengincar sejumlah bangunan pemerintah.

Sementara, sebanyak 208 aktivis Hamas ditangkap kelompok milisi Abbas
yang diiringi dengan gelombang serangan ke berbagai daerah secara biadab
dalam aksinya memburu para aktivis Hamas di Tepi Barat. Mereka menyerbu
masjid, rumah-rumah penduduk dan sekolah. Disamping menyiksa dan
menginterogasi setiap warga yang ditangkap.

Pemerintahan Ramallah telah menodai undang-undang dan konstitusional
Palestina dengan mendirikan mahkamah militer untuk mengadili para
aktifis Hamas. Ia juga menolak membebaskan sejumlah tawanan Hamas, walau
sudah terbukti tidak bersalah. Mereka berkolaborasi dengan serdadu
Zionis dalam aksinya menangkapi warga sipil dan kelompok perlawanan
Palestina. (asy/infopalestina)

04 April 2010

Hari ibu dan si penebar maut

Pasukan khusus Israel senantiasa berkeliaran di antara kerumunan
demonstran Palestina

*Hidayatullah.com*--Tanggal 21 Maret, dikenal sebagai Hari Ibu di
kawasan Timur Tengah. Jamaknya, hari spesial itu dirayakan dengan suka
cita. Namun tidak demikian bagi sebagian ibu Palestina. Pada hari itu
mereka menangis menahan derita, karena anak-anak mereka banyak yang
ditangkap, dipenjara, disiksa dan dibunuh Zionis Israel.

Seseorang membuat catatan pada Hari Ibu tahun ini.

***

Dua tahun lalu, abang saya mengunjungi seorang temannya yang tinggal di
pengungsian. Ketika pulang kembali, wajahnya pucat dan terlihat sangat
sedih. Saya bertanya apa yang terjadi. Katanya, dia tidak bertemu dengan
temannya, karena kawan baiknya itu telah dibunuh beberapa hari sebelum
abang mengunjunginya.

Ketika abang mengetuk pintu, tidak ada yang ditemui, kecuali seorang ibu
yang terlihat lemah, di dalam sebuah rumah tanpa perabot, yang terletak
di tengah-tengah kamp pengungsian.

"Saya tidak sanggup berlama-lama di sana. Setiap detiknya seakan
meremukkan hati ini," kata abang.

Ibu yang lemah itu selalu terbayang-bayang putranya yang dibunuh oleh
Zionis Israel yang menyamar. Kemudian terbayang pula nasib keempat putra
lainnya yang berada di dalam penjara Israel.

Hari Ibu berlalu, dan saya teringat ibu yang malang itu. Ibu malang yang
tidak memiliki siapa-siapa untuk menolong putra-putranya. Di luar sana
ada ribuan ibu Palestina, yang menunggu detik demi detik kesempatan
untuk berjumpa dengan putra-putri tercinta, yang dikurung dalam penjara.

Pasukan Israel memiliki sebuah unit khusus penyamaran yang dikenal
dengan nama /"Dovdovan"/. Unit ini terdiri dari orang-orang muda yang
terlatih dan bersenjata, yang menghadapi demonstran Palestina tak
bersenjata. Mereka bisa berbicara dengan bahasa dan dialek Palestina
asli, yang digunakan untuk mengelabui dan berpura-pura menjadi bagian
dari demonstran. Mereka tersebar di mana-mana.

Setiap ada kerumunan demonstran Palestina, mereka pasti berkeliaran di
dalamnya. Mengamati, mencari informasi, menangkap dan juga membunuh
targetnya, terutama para pemimpin demonstran. Penyamaran mereka bisa
beraneka macam, mulai dari berpura-pura menjadi pria renta, hingga
pekerja sosial PBB dan wartawan.

Beberapa waktu terakhir, ketika ketegangan di Masjid Al-Aqsa dan Masjid
Ibrahimi memanas, serta aksi menentang pembangunan pemukiman semakin
marak, unit penyamaran Israel bertambah sibuk. Mereka giat mencari
orang-orang Palestina yang mampu memobilisasi para demonstran, dengan
tujuan melumpuhkannya selamanya.

Saya pernah melihat aksinya. Sulit untuk mengenali mereka, hingga
akhirnya terungkap secara tidak sengaja, atau setelah mereka membunuh
targetnya.

Target tidak hanya dibunuhi oleh para penyusup. Jika kalian melihat
televisi yang menyiarkan demonstrasi orang Palestina, maka mungkin
kalian pernah melihat polisi anti huru-hara Israel. Lihatlah dengan
seksama, di setiap sekelompok pasukan, ada sniper di antara mereka.
Perhatikan tayangan-tayangan itu, maka akan terlihat ada anggota pasukan
yang membawa senjata khusus dilengkapi dengan teropong.

Ketika unit penyamaran beraksi mencari informasi di antara kerumunan
orang Palestina, para penembak jitu memperhatikan kerumunan melalui
teleskopnya. Mereka biasanya berada di tempat-tempat yang tinggi dan
agak tersembunyi. Mungkin kalian akan melihatnya secara kebetulan di
televisi, atau ada kamerawan pemberani yang sengaja menyorot mereka.

Begitulah, saat demonstrasi berlangsung, tiba-tiba jatuh korban di
kalangan pemuda Palestina. Yang seakan-akan lumrah, sebagai bagian dari
aksi demonstrasi. Selanjutnya kalian akan mendengar IOF membentuk komite
penyelidikan. Mereka belagak sibuk menyelidiki insiden yang terjadi.
Mungkinkah penyelidikan mereka bisa dipercayai, setelah apa yang mereka
lakukan di Shabra Shatilla, di Jalur Gaza dan lainnya?

Hari ini, empat anak Palestina dibunuh, dua di antaranya belum lagi
genap berusia 16 tahun. Jika kalian tertarik mengetahui berapa jumlah
anak-anak dan pemuda yang telah dibunuh, maka hitunglah, buatkan
statistik data mereka. Maka kalian akan mengetahui berapa banyak
anak-anak dan pemuda Palestina tak berdosa telah dibunuh.

Kemarin saya melihat seorang anak diadili di pengadilan Israel, setelah
seminggu bocah itu ditahan dan disiksa tentara-tentara Zionis. Usia anak
itu masih 13 tahun. Dan dia ditangkap satu pekan sebelumnya bersama
adiknya yang baru berusia 9 tahun!

Sampai kapan kalian akan terus mempercayai Zionis Israel, yang selalu
membuat kebohongan nyata dan membunuhi anak-anak dan orang-orang tak
berdosa. [*di/ptl/www.hidayatullah.com*]